SMELTER KEDUA FREEPORT AKAN BEROPERASI SESUAI TARGET MENURUT KEMENTRIAN BUMN

Share this Post:
Standard Post with Image

Wartaukm.com - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo melakukan kunjungan kerja ke proyek pembangunan smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur pada Kamis (9/11/2023).

Kartika Wirjoatmodjo mengapresiasi PTFI yang telah menyelesaikan lebih dari 80 persen pembangunan smelter per akhir Oktober, sesuai target linimasa kurva-S dari pemerintah.

Dalam peninjauannya, Kartika Wirjoatmodjo, sebagai perwakilan dari pemerintah, menyampaikan bahwa proyek smelter PTFI sangat penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia dan mengurangi ketergantungan terhadap impor beberapa material utama yang dibutuhkan untuk ekonomi Indonesia.

“PTFI salah satu perusahaan yang memberikan kontribusi terbesar ke negara, dalam bentuk pajak, royalti. Kita ingin produksi Freeport baik di hulunya, maupun nanti di smelternya benar- benar bisa sesuai harapan, termasuk juga emas dan logam mulia lainnya”, kata Kartika Wirjoatmodjo.

PTFI terus dalam proses penyelesaian beberapa pekerjaan untuk menyelesaikan konstruksi fisik pada akhir Desember 2023. Setelah itu, perusahaan akan melalui tahap pre-commissioning dan commissioning untuk memastikan semua fasilitas berfungsi dengan baik dan siap untuk memulai operasi pada akhir Mei 2024. Setelah beroperasi, smelter kedua ini diharapkan dapat mencapai kapasitas produksi penuh pada Desember 2024.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menyampaikan tantangan utama dalam penyelesaian smelter yaitu proyek manajemen yang tidak mudah. “Menyangkut begitu banyak sub-kontraktor, melibatkan tenaga kerja yang banyak, bagaimana memadukannya sehingga inline,” ujar Tony.

Tony menambahkan bahwa keberadaan smelter PTFI hingga kuartal III 2023 telah berkontribusi terhadap nilai realisasi investasi untuk hilirisasi.

Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi untuk hilirisasi di sektor mineral bernilai Rp 151,7 triliun, di mana kontribusi tembaga mencapai Rp 47,6 triliun. Dengan sumber daya alam yang ada di Indonesia dan dengan program percepatan investasi, Indonesia diperkirakan akan menjadi pemain yang penting dalam bidang pertambangan dan hilirisasi.

“Sudah banyak investasi yang mau masuk di Indonesia untuk membuat value added yang akan lebih banyak lagi. Demand produk tambang akan semakin tinggi dan ini merupakan peluang dan Indonesia akan menjadi pemain yang diperhitungkan di dunia,” kata Tony Wenas.

Menurut data yang diterbitkan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi untuk hilirisasi di sektor mineral bernilai Rp 151,7 triliun, di mana kontribusi tembaga mencapai Rp 47,6 triliun. Dengan sumber daya alam yang ada di Indonesia dan dengan program percepatan investasi, Indonesia diperkirakan akan menjadi pemain yang penting dalam bidang pertambangan dan hilirisasi.

 

Share this Post: