Sebentar Lagi Cina akan Ungkap Data Inflasinya, Akankah Rupiah Menguat?

Share this Post:
Standard Post with Image

 

Wartaukm.com - Bank Indonesia katakan kabar baik peningkatan rupiah, akan tetapi ditekan kembali dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS).

Melansir data Refinitiv, hingga akhir perdagangan kemarin, Rabu (8/11/2023) rupiah kembali ambruk terhadap dolar AS ditutup di angka Rp15.645/US$ atau melemah 0,13%. Hal ini melanjutkan tren pelemahan Selasa (7/11/2023) yang juga ditutup melemah 0,58%.

Pasar keuangan domestik mengalami tekanan meski kemarin (8/11/2023) Bank Indonesia (BI) mengumumkan kabar baik yakni Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Oktober tercatat meningkat menjadi 124,3, lebih tinggi dibandingkan September 2023, yaitu sebesar 121,7.

"Survei Konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2023 sebesar 124,3, lebih tinggi dibandingkan dengan 121,7 pada September 2023," kata Direktur Departemen Komunikasi BI Nita A. Muelgini dalam keterangan pers, Rabu, (8/11/2023).

Meski tercatat nilai tukar rupiah melemah, tapi BI optimis bahwa rupiah akan menguat kedepannya. Hal ini terjadi karena terjaganya pasokan aliran modal asing ke Indonesia terkhusus ke Instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) 

Edi Susianto selaku Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI menjelaskan bahwa kepemilikan asing di SRBI mencapai Rp16,98 triliun dari total SRBI sebesar Rp 144,31 triliun terhitung hingga 6 November 2023. Sedangkan total yang sudah diperdagangkan di pasar sekunder adalah Rp27,99 miliar.

Pada hari ini, Kamis (9/11/2023) ada sejumlah sentimen yang bakal mempengaruhi gerak rupiah.

Pertama dari inflasi China akan dirilis pada Kamis (9/11/2023) pagi hari baik secara bulanan maupun tahunan. Trading Economics memproyeksikan inflasi China akan berada di angka 0,2% (year on year/yoy dan 0,2% (month on month)/mom untuk periode Oktober.

Bagi China sendiri, belakangan ini Consumer Price Index (CPI) secara tahunan masih tergolong sangat rendah bahkan sempat mengalami deflasi pada Juli 2023 dan memberikan kekhawatiran bagi pasar

Cina Merupakan negara dengan perekonomian terbesar di Asia dan tujuan utama ekspor Indonesia, oleh karena itu data inflasi Cina menjadi penting bagi Indonesia karena perkembangan ekonomi Cina akan berdampak signifikan terhadap ekonomi domestic

Kemudian, pada hari ini pelaku pasar akan mencermati data tenaga kerja AS. Nanti malam sekitar pukul 20.30 WIB akan rilis klaim pengangguran awal & lanjutan.

Konsensus pasar berekspektasi klaim pengangguran awal yang berakhir tanggal 4 November 2023 naik menjadi 218.000.

Sedangkan klaim pengangguran lanjutan terus meningkat sebesar 35.000 menjadi 1.818.000 pada pekan yang berakhir 21 Oktober 2023, tertinggi sejak pertengahan April, dari 1.783.000 pada minggu sebelumnya, dan di atas perkiraan pasar sebesar 1.800.000.

Diketahui bahwasanya pengangguran semakin sulit mendapat pekerjaan Meskipun secara historis tenaga kerja masih pada tingkat yang ketat, tetapi data dari The Fed memberi sinyal bahwa kondisi pasar tenaga kerja sedikit melemah. 

Selanjutnya, dari domestik pada pukul 10.00 WIB, Bank Indonesia (BI) akan merilis penjualan ritel secara tahunan. Sebelumnya, penjualan ritel di Indonesia meningkat sebesar 1,1% (yoy) pada bulan Agustus 2023, turun dari kenaikan 1,6% pada bulan Juli dan menunjukkan pertumbuhan selama tiga bulan berturut-turut.

Sementara proyeksi yang dihimpun oleh Trading Economics menunjukkan penjualan ritel Indonesia akan naik menjadi 2,9% yoy. Jika hal ini terjadi, maka ini menjadi hal positif bagi perekonomian Indonesia karena menunjukkan bahwa mayoritas penjualan bertumbuh yang berimplikasi bahwa perekonomian Indonesia berjalan dengan cukup baik.

Teknikal Rupiah 

Secara teknikal dalam basis waktu per jam, rupiah terpantau bergerak terbatas di area yang bertepatan dengan garis rata-rata selama  50 jam atau moving average 50 (MA50). Pelemahan rupiah apabila menembus garis MA50 ke atas ada potensi bisa berlanjut ke resistance terdekat di Rp15.725/US% yang merupakan area gap down yang sempat terjadi pada 4 November 2023. 

Di lain sisi, pelaku pasar juga perlu mencermati posisi support yang potensi diuji  apabila rupiah kembali menguat, yakni di posisi Rp15.585/US$. Nilai tersebut diambil berdasarkan garis horizontal line dari low 7 November 2023.  

Share this Post: