Wartaukm.com - Objek wisata Ilomata River Camp yang berada di Desa Ilomata, Kecamatan Bulango Ulu, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo kembali dibuka setelah sekian bulan terhenti.
Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) 1 Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Bagus Tri Nugroho, di Gorontalo, Selasa, mengatakan sejak banjir menerjang kawasan wisata ini, masyarakat dan Pemerintah Desa Ilomata berbenah memperbaiki sarana dan prasarana yang terdampak luapan banjir.
"Kami telah melakukan perbaikan dan mendukung dengan fasilitas perahu karet yang baru, lebih kuat dan tahan lama," kata Bagus Tri Nugroho, di Gorontalo, Selasa.
Selain itu, Pemerintah Desa Ilomata juga menganggarkan untuk perbaikan fasilitas objek wisata ini. Manajemen Ilomata River Camp saat ini lebih baik dari sebelumnya, terutama dalam pelibatan kaum muda desa.
"Ternyata banyak yang belum tahu kalau Ilomata River Camp sudah dibuka kembali sejak 26 September 2023. Jangan lewatkan waktu liburan untuk berkunjung ke sini, yang pasti murah meriah. Harga paket tenda river side hanya Rp250.000/malam," kata Kepala Desa Ilomata Shoman Usman.
Ilomata River Camp merupakan objek wisata alam minat khusus. Di lokasi ini wisatawan dapat menikmati kemewahan glamour camping (glamping) yang tendanya ditempatkan di tepi sungai.
Wisatawan yang menginap di sini, juga dapat menikmati aliran sungai yang jernih sambil berperahu di antara bebatuan.
Harga paket wisata ini tergolong sangat murah, fasilitas glamping, berperahu lengkap dengan peralatan keselamatannya menjadi sajian yang banyak diminati pengunjung.
"Rata-rata yang datang adalah rombongan instansi, juga komunitas," kata Shoman.
Untuk menuju lokasi ini, pengunjung akan menempuh perjalanan yang mengasyikkan.
Disarankan menggunakan sepeda motor, sehingga sepanjang jalan akan disuguhi pemandangan yang istimewa, lekuk-lekuk bukit dengan tanaman yang menutupi permukaannya menyuguhkan pemandangan yang indah, aliran sungai yang berkelok-kelok dapat disaksikan dalam perjalanan di atas bukit.
"Menaiki jembatan gantung dengan sepeda motor memiliki sensasi tersendiri. Perjalanan ke Ilomata merupakan dambaan banyak anak muda Gorontalo," kata Shoman pula.
Buntut Jembatan Kaca Pecah, Wisata Berisiko di Banyumas Akan Disertifikasi
Buntut dari insiden pecahnya jembatan kaca The Geong Banyumas yang menyebabkan seorang wisatawan meninggal, Pemerintah Kabupaten Banyumas mengumpulkan para pemilik dan pengelola wisata di wilayahnya, hari ini.
Sedikitnya ada 73 pelaku wisata yang dikumpulkan di pendopo Wakil Bupati Banyumas pada Selasa (31/10). Pj Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro mengatakan pertemuan itu untuk evaluasi mengenai standar keselamatan wisatawan.
"Kita kumpulkan pengelola, tindak lanjut (kasus) kemarin. Terutama bagi teman-teman pelaku usaha yang memang itu punya risiko tinggi terhadap terjadinya kecelakaan," kata Hanung kepada wartawan, Selasa (31/10/2023).
"Tidak hanya terkait dengan jembatan kaca. Tetapi teman-teman yang punya usaha berisiko tinggi, misalnya roller coaster, bungee jumping, terus flying fox. Itu mari kita jaga bersama," sambungnya.
Hanung mengatakan, secara teknis akan dilakukan standardisasi kelaikan wahana wisata oleh tim dari organisasi perangkat daerah (OPD) yang akan dibentuk pada Rabu (1/11) besok.
"Nanti dari teman-teman OPD akan melakukan standardisasi terhadap kelaikan wahana yang dikelola. Sebelum terdapat sertifikasi kelaikan, saya harap ditutup dulu," ujar Hanung.
Hanung menjelaskan, penilaian dari tim OPD itu akan mulai dilakukan pada Kamis (2/11). Selain itu Hanung juga akan menerbitkan Surat Edaran (SE) penutupan dan uji kelaikan.
"Saya berharap minggu ini langsung kerja, mulai audit dan identifikasi. Mana saja tempat wisata yang memang harus diaudit. Timnya langsung dibentuk. Surat Edarannya dibentuk, langsung diedarkan, kalau perlu saya tanda tangani," tandasnya.
Menurut Hanung, langkah cepat ini dilakukan agar pelaku wisata yang wahananya dinyatakan laik bisa mendapatkan sertifikat dan bisa beroperasi kembali.
"Minggu ini tim langsung dibentuk dan langsung audit. Maksud saya kalau sertifikat ini sudah diberikan kalian bisa buka lagi dengan sesuai standar dan aturan yang berlaku. Jadi kami tidak menghambat untuk memperoleh pendapatan," ucapnya.
Sementara itu pengelola wisata Baturraden Adventure Forest (BAF), Wiwit Yunihartono meminta agar pengelola wisata berisiko di luar wahana jembatan kaca juga mendapat pelatihan khusus.
"Terus aktifitas seperti rafling, bungee jumping, regulasinya seperti apa? Karena itu berbasis risiko juga. Belum lagi ketika musim penghujan datang. Aktivitas yang desa wisata lain pasti punya risiko. Seperti dahulu terjadi peristiwa tenggelam atau segala macam. Itu digarap masing-masing destinasi punya SOP secara ketat," kata Wiwit.
Dia berharap pemerintah juga turut memberikan standardisasi serta pelatihan bagi tempat wisata semacam ini. Menurutnya, peran serta OPD selama ini masih minim.
"Pelaku wisata yang berisiko, paling tidak ada pelatihan khusus. Dari prosedur dan masing-masing kompetensi aktivitas itu dibina dan diarahkan. Bagaimana menjadi operator. Pelatihan selama ini masih sangat minim. Dan itu inisiatif karena kebutuhan. Kalau dari peran dinas masih sangat minim," ujar Wiwit.
Adapun pengelola wisata Safari See To Sky, Prayitno mengatakan wahana jembatan kaca yang ada di kafenya sudah memiliki standardisasi kajian dari DPU dan DED dari tim arsitek.
"Kita sudah memenuhi standar kajian dari PU, DED dari tim arsitek. Namun memang belum ada sertifikat layak fungsi. Nanti akan didaftarkan segera," kata Prayitno.
"Ketebalan kacanya 2,4 cm. Pakai tempered dan laminated," imbuh dia.
Prayitno juga berharap tim OPD bergerak cepat agar wahana berpotensi risiko bisa buka kembali.
"Karena ini kan berdampak pada semua pelaku wisata. Pastinya ada ketakutan (dari wisatawan), meskipun tidak secara langsung, objek yang tidak punya deck kaca ikut terdampak," kata dia.
"Di tempat saya saja terjadi penurunan itu 20-30 persen yang ke jembatan kaca. Sehari biasanya 200 pengunjung. Tapi kan yang utama di tempat kami food and beverage, bukan jembatan kacanya," pungkas Prayitno.